Nama: Dila Fadilah
Npm: 12512107
Kelas: 2pa01
Kesehatan Mental
Kita semua pernah mengalami stress. Tetapi sebenarnya stress tidak selalu jelek.Stress dalam tingkat yang sedang itu perlu untuk meningkatkan kewaspadaan dan minat pada tugas yang ada, dan membantu orang melakukan penyesuaian. Hidup yang serba tenang dan adem ayem itu menjemukan. Dalam ketenangan yang menjemukan itu orang misalnya menonton film detektif, menonton pertandingan, bermain game untuk mengatasi kondisi yang menjemukan ini. Sistem syaraf juga memerlukan rangsangan agar tetap terlatih dan selanjutnya berfungsi dengan baik. Stress yang jelek adalah stress yang terlalu kuat dan bertahan lama. Stress ini bisa menganggu jsmani dan rohani. Contoh : siswa yang mengalami stress terus menerus karena tuntutan belajar yang terlalu berat dan tidak sesuai dengan kemampuan. Stress yang terus menerus juga bisa timbul dari polusi udara, kebisingan, kepadatan dan kemacetan lalulintas, tindakan kejahatan, beban kerja yang berlebihan. Stress berat juga bisa dialami seseorang karena kehilangan orang akibat bencana alam. Stress yang timbul pada setiap orang pun bisa berbeda-beda, walaupun peristiwa yang dialami itu sama. Peristiwa tertentu yang membuat seseorang, bisa saja hanya menimbulkan stress ringan bagi orang lain. Bahkan dampak dari stress itu sendiri bisa berbeda-beda. Bagi sebagian orang stress bisa menghancurkan, untuk sebagian yang lain bisa jadi merupakan sebuah tantangan. Ada orang yang justru sangat kreatif ketika stress ada juga yang baru belajar dengan efektif ketika menjelang ujian.
Ø Pengertian coping stress
Umumnya coping strategi dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengatasi berbagai permasalahan yang melingkupi kehidupannya. dan coping dipandang sebagai suatu usaha untuk menguasai situasi tertekan, tanpa memperhatikan akibat dari tekanan tersebut. Strategi coping merupakan suatu upaya indivdu untuk menanggulangi situasi stres yang menekan akibat masalah yang dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kogntif maupun prilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya sendiri, coping yang efektif umtuk dilaksanakan adalah coping yang membantu seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan dan tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya (lazarus dan folkman).
Ø Jenis-jenis Koping Stress
a. Koping psikologis pada umunya gejala yang ditimbulkan akibat stress psikologis tergantung pada dua factor, yaitu:
1. bagaimana persepsi atau penerimaan individu terhadap stressor, artinya seberapa berat ancaman yang dirasakan individu tersebut terhadap stressor yang diterimanya. 2. keefektifan strategi koping yang digunakan oindividu, artinya dalam menghadapi stressor, jika strategi yang digunakan efektif maka menghasilkan adaptasi yang baik dan menghasilkan suatu pola baru dalam kehidupan, tetapi jika sebaliknya dapat mengakibatkan gangguan kesehatan fisik maupun psikologis.
b. Koping psiko-sosial yang biasa dilakukan individu dalam psiko-sosial adalah menyerang, menarik diri, dan kompromi.
1. perilaku menyerang Individu menggubakan energinya untuk melakukan perlawanan dalam rangka mempertahankan integritas pribadinya. Perilaku yang ditampilkan dapat merupakan tindakan konstruktif maupun destruktif.
2. perilaku menarik diri Menarik diri adalah perilaku yang menunjukkan pengasingan diri dari lingkungan dan orang lain, jadi secara fisik dan psikologis individu secara sadar meninggalkan lingkungan yang menjadi sumber stressor.
3. Kompromi Kompromi adalah merupakan sikap konstruktif yang dilakukan oleh individu untuk menyelesaikan masalah, lazimnya kompromi dilakukan dengan cara bermusyawarah atau negosiasi untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, secara umum kompromi dapat mengurangi ketegangan dan masalah dapat diselesaikan.
Ø Kepribadian Sehat Menurut Carl Rogers Salah satu tokoh penting dalam teori humanistik adalah Carl Rogers. Beliau adalah seorang ahli terapi yang dididik secara psikodinamika dan peneliti psikologi yang dididik secara teori perilaku, dia tidak sepenuhnya merasa nyaman dengan dua aliran Freud dan Winnicot, teori-teori Rogers diperoleh secara klinis yaitu berdasarkan pada apa yang dikatakan pasien dalam terapi. Teori Rogers sangat bersifat klinis, karena didasarkan pada pengalaman bertahun-tahun tentang bagaimana seharusnya seorang terapis menghadapi seorang kliennya. Terapis memandang bahwa klien; memiliki pribadi, memiliki harga diri tanpa sarat, memiliki nilai nilai tak peduli bagaimana keadaannya, tingkah lakunya atau perasaannya.
1. Struktur Kepribadian (Self) Rogers lebih mementingkan dinamika dari pada struktur kepribadian, Sejak awal Rogers mengurusi cara bagaimana kepribadian berubah dan berkembang, Rogers tidak menekankan aspek struktural kepribadian.
2. Dinamika kepribadian Menurut roger organisme memiliki satu motivasi utama yaitu kecenderungan untuk aktualisasi diri dan tujuan utama hidup manusia adalah untuk menjadi manusia yang bisa mengaktualisasikan diri, dapat diartikan sebagai motivasi yang menyatu dalam setiap makhluk hidup yang bertujuan mengembangkan seluruh potensi-potensinya sebaik mungkin.
3. Kepribadian Rogers tidak memfokuskan diri untuk mempelajari “tahap” pertumbuhan dan perkembangan kepribadian, namun dia lebih tertarik untuk meneliti dengan cara yang lain yaitu dengan bagaimana evaluasi dapat menuntun untuk membedakan antara pengalaman dan apa yang orang persepsikan tentang pengalaman itu sendiri.
Ø Kepribadian Sehat Menurut Allport “Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya”. Dalam teori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud. Kualitas Kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:
1. Ekstensi sense of self · Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas. · Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka. · Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana).
2. Hubungan hangat/akrab dengan orang lain, Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang).
3. Penerimaan diri Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.
4. Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan Kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.
5. Objektifikasi diri: insight dan humor Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
6. Filsafat Hidup Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat agama. Untuk memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.
http://bionikith.blogspot.com/2013/04/pengertian-coping-dan-jenis-jenis.html
http://snaniris.blogspot.com/2013/04/koping-coping-stress.html
Samsyu Yusuf dan Juntika Nurihsan. (2007). Teori Kepribadian. Bandung: Rosda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar