Nama
: Dila Fadilah
NPM
: 12512107
Kelas
: 2PA01
Tugas
1 (Kesehatan Mental)
1. Jelaskan mengenai konsep sehat!
konsep sehat itu adalah sebuah keadaan normal yang sesuai dengan standar
yang diterima berdasarkan kriteria tertentu, sesuai jenis kelamin dan komunitas
masyarakat.
Pengertian
sehat menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental, dan
sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
Pengertian
lain mengenai sehat antara lain:
- Sehat
adalah perwujudan individu yang diperoleh dari kepuasan dalam berhubungan
dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan,
perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk
mempertahankan stabilitas dan integritas stuktural. (Pender, 1982)
- Sehat/Kesehatan
adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. (UU
No. 23/1992 tentang kesehatan)
- Sehat
adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri yang menjamin
tindakan untuk perawatan diri secara adekuat. (Paune, 1983)
http://cardiacku.blogspot.com/2012/06/konsep-sehat.html
2.
Sejarah perkembangan kesehatan mental
Zaman dahulu orang menduga bahwa penyebab penyakit mental
adalah setan, roh-roh jahat dan dosa-dosa. Oleh karena itu para penderita
penyakit mental dimasukkan dalam penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum
dan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat. Namun, lambat laun
ada usaha-usaha melalukan perbaikan dalam mengatasi orng-orang yg mengalami
gangguan mental.
Kesehatan mental ungkapan ini diciptakan oleh W. Swetster di
tahun 1843, dan penuh dengan konten yang sebenarnya melalui "pribadi"
pengalaman berkumpul oleh ahli asuransi Beers Amerika. Tujuannya adalah untuk
memastikan perawatan yang lebih manusiawi dari sakit mental, cara bagaimana
tujuannya ini dilakukan dalam konteks yang lebih luas melampaui domain
perawatan kesehatan tidak bisa disebut hanya kejiwaan.
Kesehatan mental mulai berkembang sejak perang dunia ke II
.Sejak awal perang dunia ke II kesehatan mental bukan lagi suatu istilah yang
asing bagi orang – orang .Dalam bidang kesehatan mental kita dapat memahami
bahwa gangguan mental itu telah terjadi sejak awal peradaban manusia dan
sekaligus telah ada upaya-upaya mengatasinya sejalan dengan peradaban.
Namun seiring jaman yang semakin maju dan perkembangan ilmu
pengetahuan Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris,
mengadakan perbaikan dalam menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya
Ada
juga dari tokoh lainnya yang mempengaruhi perkbngan kesehatan mental :
1. Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah
sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia
mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara penyembuhannya
2. Dorothea Dix merupakan seorang pionir wanita dalam
usaha-usaha kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia berusaha menyembuhkan dan
memelihara para penderita penyakit mental dan orang-orang gila. Sangat banyak
jasanya dalam memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah sakit jiwa di
seluruh negara Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas jasa-jasa besarnya inilah
Dix dapat disebut sebagai tokoh besar pada abad ke-19.
Aada
juga tunjuan mempeljari Kesehatan mental yaitu :
1.
Memahami makna kesehatan mental dan faktor-faktor penyebabnya.
2.
Memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penanganan kesehatan
mental.
3.
Memiliki kemampuan dasar dalam usaha peningkatan dan pencegahan kesehatan
mental masayarakat.
4.
Meningkatkan kesehatan mental masyarakat dan mengurangi timbulnya gangguan
mental masyarakat.
Sumber
: emiun, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius.
Budiarto,
Eko., Dewi, Anggraeni. 2001. Pengantar Epidemologi, E2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
http://hanyasebuahkarya.blogspot.com/2012/03/sejarah-perkembangan-kesehatan-mental_21.html
3. Teori
kepribadian sehat menurut:
a) Aliran Psikoanalisa:
Psikolanalisa
merupakan salah satu aliran besar dalam dunia psikologi, pencetus awalnya
adalah Sigmund Freud, berikut saya akan coba menjabarkan teori psikoanalisa
dari Sigmund Freud dan kemudian mengaitkannya dengan kepribadian yang sehat.
Menurut
Erikson, perkembangan manusia melewati suatu proses dialektik yang harus
dilalui dan hasil dari proses dialektik ini adalah salah satu dari kekuatan
dasar manusia yaitu harapan, kemauan, hasrat, kompetensi, cinta, perhatian,
kesetiaan dan kebijaksanaan. Perjuangan di antara dua kutub ini meliputi proses
di dalam diri individu (psikologis) dan proses di luar diri individu (sosial).
Dengan demikian, perkembangan yang terjadi adalah suatu proses adaptasi aktif.
Remaja
menurut Erikson, memiliki dua kutub dialektik yaitu Identitas dan Kebingungan .
Salah satu dari pencarian individu dalam tahapan ini yaitu pencarian identitas
dirinya dengan menjawab satu pertanyaan penting yaitu “Siapa Aku?”. Bila
individu berhasil menjawabnya akan menjadi basis bagi perkembangan ke tahap
selanjutnya. Namun, apabila gagal, maka akan menimbulkan kebingungan identitas
di mana individu tidak berhasil menjawab siapa dirinya yang sebenarnya. Apabila
seorang individu tidak berhasil menemukan identitas dirinya, maka ia akan sulit
sekali mengembangkan keintiman dengan orang lain terutama dalam hubungan
heteroseksual dan pembentukan komitmen seperti yang terdapat dalam pernikahan.
Sepanjang
masa hidupnya, Freud adalah seorang yang produktif. Meskipun ia dianggap sosok
yang kontroversial dan banyak tokoh yang berseberangan dengan dirinya, Freud
tetap diakui sebagai salah seorang intelektual besar. Pengaruhnya bertahan
hingga saat ini, dan tidak hanya pada bidang psikologi, bahkan meluas ke
bidang-bidang lain. Karyanya, Studies in Histeria (1875) menandai berdirinya
aliran psikoanalisa, berisi ide-ide dan diskusi tentang teknik terapi yang
dilakukan oleh Freud.
Pemikiran dan teori
a. Freud membagi mind ke dalam
consciousness, preconsciousness dan unconsciousness . Dari ketiga aspekkesadaran,
unconsciousness adalah yang paling dominan dan paling penting dalam menentukan
perilaku manusia (analoginya dengan gunung es). Di dalam unsconscious tersimpan
ingatan masa kecil, energi psikis yang besar dan instink. Preconsciousness
berperan sebagai jembatan antara conscious dan unconscious, berisi ingatan atau
ide yang dapat diakses kapan saja. Consciousness hanyalah bagian kecil dari
mind, namun satu-satunya bagian yang memiliki kontak langsung dengan
realitas.Freud mengembangkan konsep struktur mind di atas dengan mengembangkan
“mind apparatus”, yaitu yang dikenal dengan struktur kepribadian Freud dan
menjadi konstruknya yang terpenting, yaitu id , ego, super ego
Ø Id (Das es)
Yaitu aspek
biologis adalah struktur paling mendasar dari kepribadian, seluruhnya tidak
disadari dan bekerja menurut prinsip kesenangan, tujuannya pemenuhan kepuasan
yang segera. Das es = System der unbewussten. Das es merupakan dunia batin atau
subjektif manusia, dan tidak mempunyai hubungan langsung dengan dunia objektif.
Das es berisikan hal hal dibawa sejak lahir, termasuk instink. Pedoman dalam
berfungsinya das es ialah menghindarkan diri dari ketidak enakan dan mengejar
keenakan (prinsip kenikmatan / prinsip keenakan)
Ø Ego (Das Ich)
Yaitu aspek psikologis. Berkembang dari id, struktur
kepribadian yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku
manusia. Superego berkembang dari ego saat manusia mengerti nilai baik buruk
dan moral. Das Ich : system der Bewussten vorbewussten. Timbul karena kebutuhan
organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan ( realitat ).
Prinsip kenyataan / prinsip realitas ( realitatsprinzip, the realityprinciple )
dan bereaksi dengan proses sekunder ( sekundar vorgang , secomdary process ).
Ø Superego (Das
ueber ich)
Yaitu aspek sosiologis. Merefleksikan nilai-nilai sosial dan
menyadarkan individu atas tuntutan moral. Apabila terjadi pelanggaran nilai,
superego menghukum ego dengan menimbulkan rasa salah. Das ueber ich fungsi
pokok : menentukan apakah sesuatu benar atau salah, pantas atau tidak, susila
atau tidak, dan demikian pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral
masyarakat.Conscientia : menghukum orang dengan memberikan rasa dosa. Ich Ideal
adalah menghadiahi orang dengan rasa bangga akan dirinya.
Keperibadian yang normal (sehat) :
1) Kepribadian yang sehat
menurut Freud adalah jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang
ilmiah.
2) Hasil dari belajar
dalam mengatasi tekanan dan kecemasan.
3) Kesehatan mental yang baik adalah
hasil dari keseimbangan antara kinerja super ego terhadap id dan ego. Prayitno
(1998:42)
blog
kesehatan mental.wordpress.com
validconsulting.com
b)
Aliran
Behavioristik:
Aliran
psikologi behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh
John B.Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan
unsur subyek tunggal psikologi. Behaviorisme merupakan aliran revolusioner,
kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam.
Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisis
jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis
(yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak).
Behaviorisme secara keras menolak
unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan
membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata. Dengan demikian,
Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen seperti yang
dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme sudah melangkah lebih
jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masih memfokuskan
diri pada proses-proses mental. Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku
yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme
memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak membawa
bakat apa-apa.
Manusia akan berkembang berdasarkan
stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk
akan menghasilkan manusia buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia
baik. Kaum behavioris memusatkan dirinya pada pendekatan ilmiah yang
sungguh-sungguh objektif. Kaum behavioris mencoret dari kamus ilmiah mereka, semua
peristilahan yang bersifat subjektif, seperti sensasi, persepsi, hasrat,
tujuan, bahkan termasuk berpikir dan emosi, sejauh kedua pengertian tersebut
dirumuskan secara subjektif.
Fungsionalisme Menjadi dasar bagi
behaviorisme melalui pengaruhnya pada tokoh utama behaviorisme, yaitu Watson.
Watson adalah murid dari Angell dan menulis disertasinya di University of
Chicago. Dasar pemikiran Watson yang memfokuskan diri lebih proses mental
daripada elemen kesadaran, fokusnya perilaku nyata dan pengembangan bidang
psikologi pada animal psychology dan child psychology adalah pengaruh dari
fungsionalisme. Meskipun demikian, Watson menunjukkan kritik tajam pada
fungsionalisme
Prinsip Dasar Behaviorisme
- Perilaku
nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari
jiwa atau mental yang abstrak.
- Aspek
mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo
problem untuk sciene, harus dihindari.
- Penganjur
utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satusatunya
subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
- Dalam
perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh
para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan
akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson,
dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada
overt behavior tetap terjadi.
- Aliran
behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat
positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.
- Banyak
ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam
dua periode, yaitu behaviorisme awal dan yang lebih belakangan.
Terhadap aliran behaviorisme ini,
kritik umumnya diarahkan pada pengingkaran terhadap potensi alami yang dimiliki
manusia. Bahkan menurut pandangan ini, manusia tidak memiliki jiwa, tidak
memiliki kemauan dan kebebasan untuk menentukan tingkah lakunya sendiri.
c) Aliran Humanistik:
Aliran
Humanistik merupakan kontribusi besar dari psikolog-psikolog terkenal seperti
Carl Rogers, Goldon Allport dan Abraham Maslow. Humanistik muncul sebagai
gerakan besar psikologi pada tahun 1950 – 1960-an. Humanistik menegaskan adanya
keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri.
Manusia mempunyai potensi di dalam dirinya untuk berkembang sehat dan kreatif.
Kreativitas adalah potensi semua orang yang tidak memerlukan bakat dan
kemampuan khusus.
Aliran
ini mengkritisi aliran Behaviorisme yang menekankan pada stimulasi tingkah laku
yang teramati. Menurut aliran Humanistik, pandangan Behaviorisme terlalu
menyederhankan dan melalaikan manusia dari pengalaman batinnya, tingkah lakunya
yang kompleks, nilai-nilai cinta kasih atau kepercayaan, juga potensi dan
aktualisasi diri. Humanistik sangat mementingkan self (diri)
manusia sebagai pemersatu yang menerangkan pengalaman-pengalaman subjektif
individual.
Aliran
Humanistik juga tidak menyetujui pandangan Psikoanalisis yang cenderung
pesimistik dan pandangan Behaviorisme yang cenderung memandang manusia sebagai
netral (tidak baik dan tidak jahat). Menurut aliran Humanistik, Psikoanalisis
dan Behaviorisme telah salah dalam memandang tingkah laku manusia, yaitu
sebagai tingkah laku yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan diluar kekuasaanya
(entah sadar entah tidak). Humanistik memandang manusia pada hakikatnya adalah
baik. Perbuatan-perbuatan manusia yang kejam dan mementingkan diri sendiri
dipandang sebagai tingkah laku patologik yang disebabkan oleh penolakan dan
frustasi dari sifat yang pada dasarnya baik tersebut. Seorang manusia tidak
dipandang sebagai mesin otomat yang pasif, tetapi sebagi peserta aktif yang
mempunyai kemerdekaan memilih untuk menentukan nasibnya sendiri dan nasib orang
lain. Aliran Humanistik memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir
secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih
potensi maksimal. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya
serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku
mereka.
Dalam
kerangka Humanistik, Abraham Maslow menyusun teori motivasi manusia, berupa
variasi kebutuhan manusia yang tersusun dalam lima tahap sebagai berikut:
1. Physiological
needs
Kebutuhan homeostatik: makan, minum,
rumah, kebutuhan istirahat, seks, dan sebagainya.
2. Safety needs
Kebutuhan keamanan, stabilitas,
proteksi, struktur, hukum, keteraturan, bebas dari rasa takut dan bebas rasa
cemas.
3. Love needs / belonging
needs
Kebutuhan kasih sayang, keluarga,
anak, pasangan, serta menjadi bagian dari kelompok masyarakat.
4. Esteem needs
Kebutuhan kekuatan, kekuasaan,
kompetensi, kepercayaan diri, kemandirian, penghargaan dari orang lain, status,
kehormatan dan apresiasi.
5. Self actualization needs
Kebutuhan orang untuk menjadi yang
seharusnya sesuai dengan potensinya. Kebutuhan kreatif, realisasi diri dan
pengembangan self.
d) Maslow:
ciri-ciri
Kepribadian yang sehat
1. Menerima realitas secara tepat
Orang-orang yang sangat sehat mengamati objek-objek dan orang-orang di dunia
sekitarnya secara objektif, teliti terhadap arang lain, mampu menemukan denagn
cepat penipuan dan ketidakjujuran. Mereka bersandar semata-mata pada keputusan
dan persepsi mereka sendiri serta tidak terdapat pandangan-pandangan yang berat
sebelah atau prasangka-prasangka.
Kepribadian-kepribadian yang tidak sehat mengamati dunia menurut ukuran-ukuran
subyektif mereka sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya dengan bentuk
ketakutan-ketakutan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai. Semakin objektif kita
mampu menggambarkan kenyataan, maka semakin baik kemampuan kita untuk berpikir
secara logis, untuyk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang tepat, dan pada
umumnya untuk menjadi efisien secara intelektual.
2. Menerima diri dan orang lain apa adanya
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka.
Kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan atas kesusahan.
Sesungguhnya, mereka tidak terlampau banayk memikirkannya. Meskipun
individu-individu yang sangat sehat ini memiliki kelemahan–kelemahan atau
cacat-cacat, tetapi mereka tidak merasa malu atau merasa bersalah terhadap
hal-hal tersebut.
Karena orang-orang sehat ini begitu menerima kodrat mereka, maka mereka tidak
harus mengubah atau memlsukan diri mereka. Mereka santai dan puas denagn diri
mereka dan penerimaan ini berlaku bagi semua tingkat kehidupan.
Sebaliknya, orang-orang neurotis dilumpuhkan oleh persaan malu atau perasaan
salah atas kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan mereka, begitu di
hantui sehingga mereka mengalihkan waktu dan energi dari hal-hal yang lebih
konstuktif.
3. Bertidak secara spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat
Pengaktualisasian diri bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa
berpura-pura.
Kita dapat mengatakan bahwa orang-orang ini bertingkah laku secara kodrati
yakni sesuai dengan kodrat mereka.
Dalam situasi dimana ungkapan perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan
orang lain, atau dimana hal tersebut tidak penting, maka untuk sementara mereka
mengekang persaaan-perasaan itu. Jadi, mereka tidak sengaja menjadi tidak
konvensional atau memberontak, mereka tidak mau mencari kesenangan dalam
mencemoohkan dengan sengaja aturan-aturan dan adapt-adat social.
Akan tetapi dalam situasi di mana menaruh hormat kepada kebiasaan social
mengganggu apa yang dianggap penting oleh orang-orang yang sehat, mereka tidak
ragu menentang kebiasaan tersebut. Lagi pula mereka sendiri adalah wajar dan
sederhana, merasa yakin dan aman, serta tidak konvensioanal dengan tidak
bersikap agresif dan memberontak.
4. Memusatkan pada masalah-masalah bukan pada perseorangan
Orang yang mengaktualisasikan diri mencintai pekerjaan mereka dan berpendapat
bahwq pekerjaan itu tentu saja cocok untuk mereka. Pekerjaan mereka adalah
sesuatu yang ingin mereka lakukan; tentu, sesuatu yang harus mereka lakuakn
tidak semata-mata suatu pekerjaan untuk mendapat penghasilan.
Mereka tidak melakukan pekerjaan untuk mendapatkan uang,popularitas atau
kekuasaan, tetapi karena pekerjaan itu memuaskan metakebutuhan. Menantang dan
mengembangakan kemampuan-kemempuan mereka, menyebabkan mereka bertumbuh sampai
pada tingkat potensi mereka yang paling, dan membantu merumuskan pengertian
mereka tentang diri mereka siapa dan apa..
5. Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat
untuk pemisahan dan kesunyian. Mereka tidak tergantung pada orang-orang lain
untuyk kepuasan mereka dan dengan demikian mungkin mereka menjauhkan diri dan
tidak ramah. Tingkah laku dan perasaan meeka sangatt egosentris dan terarah
kepada dir mereka sendiri.
Sebaliknya, orang-orang neuorotis biasanya snagat emosional tergantung pada
orang-orang lain untuk kepuasan dimana mereka tidak mampu menghasilkan untuk
diri mereka.
6.Memiliki ruang untuk diri pribadi
Pengaktualisasian diri untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan social
dan fisik. Kepribadian-kepribadian yang sehat dapat berdiri sendiri dan tingkat
otonomi mereka yang tinggi menaklukan mereka, agak tidak mempan terhadap krisis
atau kerugian. Kemalangan-kemalangan yang dapat mengahncurkan orang-orang yang
sehat mungkin hamper tidak dirasakan oleh mereka. Mereka mempertahankan suatu
ketenangan dasar di tengah apa yang dilihat oleh orang-orang yang kurang sehay
sebagai malapetaka.
7. Menghargai dan terbuka akan pengalaman-pengalaman dan kehidupan baru
Menghargai pengalaman-pemgalaman tertentu bagaimanapun seringnya pengalaman itu
terulang, dengan suatu perasaan kenikmatan yang segar, perasaan terpesona dan
kagum. Suatu pandangan yang bagus atau menyegarkan terhadap dorongan setiap
hari untuk bekerja. Sebagai akibatnya, mereka merasa kurang pasti, tetapi
senantiasa berterima kasih terhadap apa yang mereka miliki dan dapat mereka
alami.
8. Memiliki pengalaman-pengalaman yang memuncak
Dimana orang-orang yang mengaktualisasikan diri mengalami ekstase, kebahagiaan,
perasaan terpesona yang hebat dan meluap-luap, sama seperti
pengalaman-pengalaman keagamaan yang mendalam.
Maslow menunjukan bahwa tidak semua pengalaman puncak itu sangat kuat; dapat
juga ada pengalaman- pengalaman yang ringan. Pengalaman- pengalaman yang ringan
ini kadang- kadang dapat terjadi pada kita semua. Akan tetapi individu yang
lebih sehat memiliki pengalaman-pengalaman puncak lebih sering dari pada orang-
orang biasa, dan mungkin sering kali terjadi setiap hari.
9. Memiliki identitas sosial dan minat sosial yang kuat
Pengaktualisasian diri memiliki perasaan empati dan afeksi yang sangat kuat dan
dalam terhadap semua manusia, juga suatu keinginan untuk membantu kemanusiaan..
Mereka adalah anggota dari satu keluarga (manusia) dan memiliki suatu perasaan
persaudaraan dengan setiap anggota lain dalam keluarga.
Orang- orang yang sehat mengetahui bahwa mereka dapat mencapai hal- hal dengan
lebih baik daripada orang-orang lain dan bahwa mereka melihat dan memahamii
hal- hal itu dengan lebih jelas.mereka mungkin kerapkali merasa tertekan atau
marah karena tingkah laku orang- orang lain yang bodoh, lemah, atau kasar tetapi
mereka cepat memahami dan memaafkannya.
10. Memiliki relasi yang akrab dengan beberapa teman
Mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang- orang lain daripada
orang- orang yang memiliki kesehatan jiwa yang biasa.mereka memiliki cinta yang
lebih besar dan persahabatan yang lebih dalam, dan identifikasi yang lebih
sempurna dengan individu-individu lain.
Meskipun orang- orang yang akrab dengan mereka adalah kecil, namun aktualisasi
diri berbudi baik dan sabar terhadap orang- orang lain, khusunya terhadap anak-
anak.mereka membenci dan kejam terhadap orang yang kritis, congkak atau
sombong.
Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang-
kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang
terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian
terhadap pertumbuhan diri sendiri.
11. Mengarah pada nilai-nilai demokratis
Orang yang sehat membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatkan kelas
social, tingkat pendidikan, golongan politik atau agama, ras, atau warna
kulit.mereka sangat siap mendengarkan atau belajar dari dari siapa saja yang
dapat mengajarkan sesuatu kepada mereka.
12. Memiliki nilai-nilai moral yang tangguh
Dapat membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan
atau cita- cita jauh lebih penting daripada sarana untuk mencapainya.mereka
juga sanggup membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah. Orang yang
kurang sehat kerapkali bingung atau tidak konsisten dalam hal- hal etis,
terombang- ambing, atu berganti-ganti antara benar dan salah menurut
keuntungannya.
13.Memiliki rasa humor yang tinggi
Orang-orang yang kurang sehat menertawakan 3 macam humor, humor permusuhan yang
menyebabkan seseorang merasa sakit, humor superioritas yang mengambil keuntungan
dari rasa rendah diri dari orang lain atau kelompok dan humor pemberontakan
terhadap penguasa yang berhubungan dengan suatu situasi Oedipus atau percakapan
cabul. Humor pengaktualisasi-pengaktualisasi diri bersifat filosofis, humor
yang menertawakan manusia, pada umumnya, tetapi bukan kepada seseorang yang
khusus. Humor ini kerap kali bersifat intruktif, yang dipakai langsung kepada
hal yang dituju dan juga menyimpulkan tertawa
14. Menemukan hal-hal baru, ide-ide segar, dan kreatif
kreatifitas merupakan suatu sifat yang diharapkan seseorang dari
pengaktualisasi- pengaktualisaasi diri mereka adalah asli, inventif, dan
inovatif, meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni.
Maka kreatifitas lebih merupakan suatu sikap, suatu ungkapan kesehatan
psikologis dan lebih mengenai cara bagaimana kita mengamati dan beraksi
terhadap dunia dan bukan mengenai hasil-hasil yang sudah selesai dari suatu
karya seni
15.Memiliki integritas tinggi yang total
Pengaktualisasi – pengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri atau pun otonom,
mampu melawan dengan baik pengaruh- pengaruh social, untuk berpikir atau
bertindak menurut cara- cara tertentu. Akan tetapi mereka tidak terus terang
menenrang kebudayaan. Daftar kualitas-kualitas pribadi yang hebat ini mungkin
tampaknya seperti suatu pernyataan yang berlebihan atau karikatur dari
kepribadian yang sangat sehat.
http://psychologydaily.blogspot.com/2011/03/kepribadian-sehat-menurut-maslow-dan.html