Selasa, 24 Maret 2015

PSIKOTERAPI



Artikel 3

Pendekatan Psikoterapi dan Mental illness

a. Biological, meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin dalam tubuh. Lalu dikembangkan terapi injeksi insulin. juga mulai dikembangkan upaya bedah otak di London.

b. Psychological, meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuele pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respons emosional penuh stress yang dilimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu. Ini dimulai dari teori psikoanlisis Freud tahun (1856-1939)

c. Sosiological, meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalaketakutan. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.

d. Philosophic, kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yaitu menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.

e. Psychoanalysis & Psychodynamic, pendekatan ini fokus pada mengubah masalah perilaku, perasaan dan pikiran dengan cara memahami akar masalah yang biasanya tersembunyi di pikiran bawah sadar. Psychodynamic (Psikodinamik) pertama kali diciptakan oleh Sigmund Feud (1856-1939), seorang neurologist dari Austria. Teori dan praktek psikodinamik sekarang ini sudah dikembangkan dan dimodifikasi sedemikian rupa oleh para murid dan pengikut Freud guna mendapatkan hasil yang lebih efektif. Tujuan dari metode psikoanalisis dan psikodinamik adalah agar klien bisa menyadari apa yang sebelumnya tidak disadarinya. Gangguan psikologis mencerminkan adanya masalah di bawah sadar yang belum terselesaikan. Untuk itu, klien perlu menggali bawah sadarnya untuk mendapatkan solusi. Dengan memahami masalah yang dialami, maka seseorang bisa mengatasi segala masalahnya melalui insight (pemahaman pribadi).
Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan psikodinamik adalah: Ego State Therapy, Part Therapy, Trance Psychotherapy, Free Association, Dream Analysis, Automatic Writing, Ventilation, Catharsis dan lain sebagainya.

f. Behavior Therapy, pendekatan terapi perilaku (behavior therapy) berfokus pada hukum pembelajaran. Bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh proses belajar sepanjang hidup. Tokoh yang melahirkan behavior therapy adalah Ivan Pavlov yang menemukan classical conditioning atau associative learning. Inti dari pendekatan behavior therapy adalah manusia bertindak secara otomatis karena membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi). Misalnya pada kasus fobia ular, penderita fobia mengasosiasikan ular sebagai sumber kecemasan dan ketakutan karena waktu kecil dia penah melihat orang yang ketakutan terhadap ular. Dalam hal ini, penderita telah belajar bahwa ketika saya melihat ular maka respon saya adalah perilaku ketakutan. Tokoh lain dalam pendekatan Behavior Therapy adalah E.L. Thorndike yang mengemukakan konsep operant conditioning, yaitu konsep bahwa seseorang melakukan sesuatu karena berharap hadiah dan menghindari hukuman.

g. Cognitive Therapy, terapi Kognitif (Cognitive Therapy) punya konsep bahwa perilaku manusia itu dipengaruhi oleh pikirannya. Oleh karena itu, pendekatan Cognitive Therapy lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku. Pandangan Cognitive Therapy adalah bahwa disfungsi pikiran menyebabkan disfungsi perasaan dan disfungsi perilaku. Tokoh besar dalam cognitive therapy antara lain Albert Ellis dan Aaron Beck. Tujuan utama dalam pendekatan kognitif adalah mengubah pola pikir dengan cara meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional. Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan kognitif adalah Collaborative Empiricism, Guided Discovery, Socratic Questioning, Neurolinguistic Programming, Rational Emotive Therapy (RET), Cognitive Shifting. Cognitive Analytic Therapy (CAT) dan sebagainya.

h. Humanistic Therapy, pendekatan Humanistic Therapy menganggap bahwa setiap manusia itu unik dan setiap manusia sebenarnya mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Setiap manusia dengan keunikannya bebas menentukan pilihan hidupnya sendiri. Oleh karena itu, dalam terapi humanistik, seorang psikoterapis berperan sebagai fasilitator perubahan saja, bukan mengarahkan perubahan. Psikoterapis tidak mencoba untuk mempengaruhi klien, melainkan memberi kesempatan klien untuk memunculkan kesadaran dan berubah atas dasar kesadarannya sendiri. Metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan humanistik adalah Gestalt Therapy, Client Cantered Psychotherapy, Depth Therapy, Sensitivity Training, Family Therapies, Transpersonal Psychotherapy dan Existential Psychotherapy.

i. Integrative/Holistic Therapy, integrative Therapy atau Holistic Therapy, yaitu suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk menyembuhkan mental seseorang secara keseluruhan. Seperti seorang klien yang mengalami komplikasi gangguan psikologis yang mana tidak cukup bila ditangani dengan satu metode psikoterapi saja. Oleh karena itu, digunakan beberapa metode psikoterapi dan beberapa pendekatan sekaligus.
Bentuk-bentuk utama dari terapi
Psikoterapi Suportif:
Mendukung fungsi-fungsi ego, atau memperkuat mekanisme defensi yang ada.
Memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan lebih baik.
Perbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif.
Cara atau pendekatan: bimbingan, reassurance, katarsis emosional, hipnosis, desensitisasi, eksternalisasi minat, manipulasi lingkungan, terapi kelompok.
Psikoterapi Reedukatif:
Mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits) tertentu dan membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan. Cara atau pendekatan: Terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, psikodrama.
Psikoterapi Rekonstruktif:
Dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk mencapai perubahan luas struktur kepribadian seseorang.

Daftar Pustaka :

Elvira SD. Kumpulan Makalah Psikoterapi, Balai Penerbit FKUI, 2005: 5,7, 9.

Singgih, Gunarsa. (2004). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : BPK Gunung Mulia.

Maulany, R.F. (1994). Buku Saku Psikoterapi: Residen Bagian Psikiatri UCLA. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Corey, Gerald. (2009). Teori Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Refika Aditama.

Corsini, R.J. & Wedding, D. (2011). Current Psychotherapies. Ed. 9. Belmont: Brooks/Cole.

Supriyadi T, Indrawati E. (2005). Psikologi Konseling. Semarang: Antari Cipta Sejati.


PSIKOTERAPI

Artikel 1

Pengertian Psikoterapi
Psikoterapi merupakan salah satu modalitas terapi yang terandalkan dalam tatalaksana pasien psikiatri disamping psikofarmaka dan terapi fisik. Sebetulnya dalam kehidupan sehari-hari, prinsip-prinsip dan beberapa kaidah yang ada dalam psikoterapi ternyata juga digunakan, antara lain dalam konseling, pendidikan dan pengajaran, atau pun pemasaran. Psikoterapi  secara etimologis mempunyai arti sederhana, yaitu psyche yang artinya jelas, yaitu mind atau sederhananya: jiwa dan therapy dari Bahasa Yunani yang berarti merawat atau mengasuh, sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah perawatan terhadap aspek kejiwaanseseorang. Dalam Oxford English Dictionary, perkataan psychotherapy tidak tercantum, tetapi ada perkataan psychotherapeutic yang diartikan sebagai perawatan terhadap suatu penyakit dengan mempergunakan teknik psikologis untuk melakukan intervensi psikis. Dengan demikian perawatan melalui teknik psikoterapi adalah perawatan yang secara umum mempergunakan intervensi psikis dengan pendekatan psikologik terhadap pasien yang mengalami gangguan psikis atau hambatan kepribadian.

Tujuan Psikoterapi
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis menurut Corey (1991) dirumuskan sebagai : Membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
Selain itu terdapat beberapa tujuan psikoterapi, diantaranya:
memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar
mengurangi tekanan emosional
mengembangkan potensi klien
mengubah kebiasaan
memodifikasi struktur kognisi
memperoleh pengetahuan tentang diri
mengembangkan kemampuan berkomunikasi & hubungan interpersonal
meningkatkan kemampuan mengambil keputusan
mengubah kondisi fisik
mengubah kesadaran diri
mengubah lingkungan sosial

Unsur-unsur Psikoterapi
Menurut Masserman dalam Buku Saku Psikiatri, membagi tujuh parameter pengaruh dasar yang mencakup unsure-unsure psikoterapi. Yaitu peran sosial, hubungan, hak, retrospeksi, re-edukasi, rehabilitasi, resosialisasi dan rekapitulasi.

Artikel 2

Perbedaan Psikoterapi dan Konseling
Istilah psikoterapi mengandung arti ganda. Pada satu segi, ia menunjuk pada sesuatu yang jelas, yaitu satu bentuk terapi psikologis, yaitu suatu rentangan waawasan luas tempat hipnotis pada satu titik dan konseling pada titik lainnya. Perbedaan antara konseling dan psikoterapi adalah dari segi fokus konserennya dan dasar atau landasan kegiatannya. Psikoterapi fokus konserennya melalui penyembuhan-penyeseuaian-pengobatan, dasar landasannya psikopatologi. Koseling fokus konserennya pengembangan-pendidikan-pencegahan, dasar landasannya filsafat.
Perbedaan :
Konseling : kurang intensif, preventif, fokus pada edukasi/vocational/ perkembangan, setting di sekolah/industri/social work, jumlah intervensi kurang, supportive, penekanan normal / masalah ringan dan short term.

Psikoterapi : lebih intensif, kuratif/reapartif, fokus pada remedial, setting di rumah sakit/klinik/praktek pribadi, jumlah intervensi lebih banyak, reconstructive, penekanan disfungsi/masalah berat, dan long term.

Daftar Pustaka :

Elvira SD. Kumpulan Makalah Psikoterapi, Balai Penerbit FKUI, 2005: 5,7, 9.

Singgih, Gunarsa. (2004). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : BPK Gunung Mulia.

Maulany, R.F. (1994). Buku Saku Psikoterapi: Residen Bagian Psikiatri UCLA. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Corey, Gerald. (2009). Teori Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Refika Aditama.

Corsini, R.J. & Wedding, D. (2011). Current Psychotherapies. Ed. 9. Belmont: Brooks/Cole.

Supriyadi T, Indrawati E. (2005). Psikologi Konseling. Semarang: Antari Cipta Sejati.