Minggu, 14 Oktober 2012

Tugas IBD

Nama         : Dila Fadilah
NPM           : 12512107


KEBUDAYAAN YANG ADA DI LINGKUNGAN SAYA
            Di lingkungan tempat tinggal saya, ada keunikan yang terjadi saat tahun baru tiba. Yaitu pesta perayaan tahun baru. Biasanya diikut sertakan oleh keluarga dan para tetangga. Kami biasanya sudah mempersiapkan acara dengan sangat baik. Dari membuat panitia sampai mempersiapkan kembang api, terompet, dan ada pula acara bakar-bakaran. Acara ini terbilang aman karena tidak hanya anak-anak tetapi juga para orang tua turut serta dalam perayaan pergantian tahun ini.
Nilai positif yang saya ambil dari kebiasaan ini adalah kebersamaan yang baik dan silaturahmi yang bisa di jadikan contoh oleh anak-anak. Saat pergantian tahun kita tidak perlu konfoi pergi kemana-kemana. Hanya dengan membuat acara kecil-kecilan kita bisa merasakan bahagia saat pergantian tahun. 
Nilai negatif yang saya ambil dari hal ini adalah kurang baik mengadakan acara sampai larut malam. Apalagi diikutsertakan anak-anak kecil karena kurang baik untuk kesehatan juga.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan
Menurut saya, perubahan kebudayaan terjadi karena adanya perubahan pada struktur social dan pola budaya dalam masyarakat sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari perubahan zaman menjadi pendukung utama juga untuk terjadinya perubahan kebudayaan.
Ada 2 faktor perubahan kebudayaan dalam masyarakat yaitu berasal dari internal dan eksternal.
Factor internal:
a.       Perubahan demografi/kependudukan.
b.      Penemuan baru (inovasi)
Zaman yang semakin maju membuat masyarakat menemukan penemuan baru yang semakin canggih dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.
c.       Konflik dalam masyarakat.
d.      Pemberontakan.

Factor eksternal:
a.       Perubahan alam (bencana alam seperti banjir, gunung meletus, badai tsunami, gempa bumi, kemarau panjang, dan sebagainya).
b.      Masuknya unsure budaya asing melalui kontak budaya langsung maupung tidak langsung (akulturasi, asimilasi, difusi, dan lain-lain).

Contoh perubahan kebudayaan:
Contoh positif,
Pada jaman globalisasi ini proses dunia menjadi satu jaringan tanpa batas antarbangsa karena kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi. Dunia menjadi the borderless world. Kegiatan trade (perdagangan), travel (wisata), dan telekomunikasi dapat berlangsung cepat dan singkat. Masyarakat dapat mengakses informasi dan mendapatkan komoditas dari seluruh penjuru dunia, serta dapat melakukan perjalanan lintas negara dengan mudah.

Contoh negative,
Westernisasi di Indonesia merupakan suatu masalah yang perlu dicermati bersama karena menyebabkan perubahan terhadap masyarakat multikultural Indonesia yang semakin lupa akan nilai luhur, budaya, norma, adat istiadat yang sejujurnya merupakan warisan kepribadian bangsa Indonesia asli berasal dari nenek moyang kita terdahulu.
                                                                                                                                     
Contoh Puisi :
BUDAYA INDONESIA YANG HILANG
Karya : Dhono Wareh

Indonesia kaya akan budaya
Beragam banyak pulau,beragam pula kebudayaannya
Namun kebudayaan itu telah hilang
Banyak kebudayaan luar yang silir berganti
Dimanakah jati diri Indonesia?
Akankah jati diri itu kembali lagi?
Tapi sayangnya semua itu hanya mimpi
Bangkit, bangkit lah Indonesia
Bertahun-tahun pejuang membela tanah air Indonesia
Untuk mendapatkan kemerdekaan Indonesia
Dia berbaring,tetapi bukan tidur
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata,kita sedang perang
Kedua  lengannya memelik senapan
Menagkap sepi padang senja
Wahai pemuda-pemudi Indonesia
Hargailah kebudayaan Indonesia
Janganlah kalian malu mengakui
Bahwa itu kebudayaan Indonesia
Karena kebudayaan itu aset negara

Nilai yang terkandung dalam puisi ini adalah perjuangan pejuang dalam membela negara Indoneisa, tetapi pemuda-pemudi sekarang kurang membela bangsanya sendiri.

Reformasi Budaya
Karya : Ahmad Rizal

Bangsa kita kaya akan budaya
Budaya di bangsa kita kaya
Berbudayakah bangsa kita
Budaya siapakah dia
Reformasi… .
Kebebasan berekspresi
Kebabasan membuka diri
Kebebasan tuk memberi
Reformasi… .
Haruskah budaya juga
Kebebasan yang ada semakin tak terjaga
Bebas tapi terpenjara
Ada budaya di bangsa kita
Yang harus di ubahkan
Ada budaya di bangsa kita
Yang harus di lestarikan
Budaya harus kita jaga agar tak ternodai
Jangan budayakan korupsi
Budayakan puisi
Budayakanlah seni
Budaya yang ada sedikit yang murni
Budaya yang murni sedikit ada
Hati nurani kadang berkata
Inikah budaya bangsa
Bangsa yang kaya akan budaya
Bangsa yang selalu berjaya
Bangsa kita harus berjaya
Bangsa kita harus berbudaya
Mari generasi muda bangsa
Kita jaga dan hormati budaya bangsa
Bukan budaya para penguasa
Budaya yang harus dijaga adalah budaya bangsa
Budaya berasal dari Budi dan Daya
Akal sehat tuk berkarya
Membangun nusa dan bangsa
Membawa Kehormatan bangsa
Nilai yang terkandung dalam puisi ini adalah bagaimana kita harus membudidayakan budaya kita. Jangan kita membudayakan hal-hal yang buruk seperti korupsi.

Contoh Prosa :
Legenda Batu Menangis
Di sebuah bukit yang jauh dari desa, di daerah Kalimantan, hiduplah seorang janda miskin dan anak perempuannnya. Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, dia memiliki perangai yang buruk. Gadis itu amat malas, tidak pernah membantu ibunya bekerja. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.
Suatu hari, anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh sehingga mereka harus menempuh perjalanan yang jauh. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan memakai pakaian yang bagus  dan bersolek agar dikagumi kecantiknnya. Sementara, ibunya berjalan di belakangnya sambil membawa keranjang dengan memakai pakaian yang dekil. Karena mereka hidup ditempat yang terpencil, maka tak seorang pun tahu bahwa kedua perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak.
Ketika mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Orang – orang terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama pemuda desa. Namun, saat melihat orang yang berjalan di belakang anak itu, sungguh kontras keadaannya. Hal ini membuat orang bertanya-tanya.
Diantara orang yag melihat itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu.
” Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan di belakangmu itu ibumu?”
Namun apa jawaban gadis itu?
“Bukan, “katanya angkuh.” Ia adalah pembantuku.”
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekat lagi seorang pemuda dan bertanya kepada gadis itu.
”Bukan, bukan.”jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. ” Ia adalah budakku.”
Begitulah setiap ada seseorang yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya begitu. Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka itu, si ibu masih bisa menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawaban yang sama, akhirnya si ibu yang malang itu tidak dapat menahan diri. Si ibu berdoa :
”Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba tega memperlakukan hamba seperti ini. Ya Tuhan, hukumlah anak hamba! Hukumlah ....”
Atas kuasa Tuhan, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis dan memohon ampun kepada ibunya.
”Oh, Ibu. Ibu Ampuni saya, ampunilah kedurhakaan anakamu selama ini. Ibu...Ibu...Ampuni anakmu.”
Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi semua telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata., seperti sedang menagis.
Sumber  : Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara: Pustaka Agung Harapan
Nilai yang terkandung dalam prosa ini adalah kedurhakaan seorang anak kepada sang ibu dan kesabaran sang ibu terhadap anaknya yang durhaka.

Hikayat Amir
Dahulu kala di Sumatra, hiduplah seorang saudagar yang bernama Syah Alam. Syah Alam mempunyai seorang anak bernama Amir. Amir tidak bisa menjaga uangnya dengan baik. Setiap hari dia membelanjakan uang yang diberi ayahnya. Karena sayangnya pada Amir, Syah Alam tidak pernah memarahinya. Syah Alam hanya bisa mengelus dada.
Lama-kelamaan Syah Alam jatuh sakit. Semakin hari sakitnya semakin parah. Banyak uang yang dikeluarkan untuk pengobatan, tetapi tidak kunjung sembuh. Akhirnya mereka jatuh miskin.
Penyakit Syah Alam semakin parah. Sebelum meninggal, Syah Alam berkata ”Amir, Ayah tidak bisa memberikan apa-apa lagi padamu. Engkau harus bisa membangun usaha lagi seperti Ayah dulu. Jangan kau gunakan waktumu sia-sia. Bekerjalah yang giat, pergi dari rumah. Usahakan engkau terlihat oleh bulan, jangan terlihat oleh matahari.”
”Ya, Ayah. Aku akan turuti nasihatmu.”                                  
Sesaat setelah Syah Amir meninggal, ibu Amir juga sakit parah dan akhirnya meninggal. Sejak itu Amir bertekad untuk mencari pekerjaan. Ia teringat nasihat ayahnya agar tidak terlihat matahari, tetapi terlihat bulan. Oleh sebab itu, kemana-mana ia selalu memakai payung.
Pada suatu hari, Amir bertmu dengan Nasrudin, seorang menteri yang pandai. Nasarudin sangat heran dengan pemuda yang selalu memakai payung itu. Nasarudin bertanya kenapa dia berbuat demikian.
Amir bercerita alasannya berbuat demikian. Nasarudin tertawa. Nasarudin berujar, ” Begini ya, Amir. Bukan begitu maksud pesan ayahmu dulu. Akan tetapi, pergilah sebelum matahari terbit dan pulanglah sebelum malam. Jadi, tidak mengapa engkau terkena sinar matahari. ”
Setelah memberi nasihat, Nasarudin pun memberi pinjaman uang kepada Amir. Amir disuruhnya berdagang sebagaimana dilakukan ayahnya dulu.
Amir lalu berjualan makanan dan minuman. Ia berjualan siang dan malam. Pada siang hari, Amir menjajakan makanan, seperti nasi kapau, lemang, dan es limau. Malam harinya ia berjualan martabak, sekoteng, dan nasi goreng. Lama-kelamaan usaha Amir semakin maju. Sejak itu, Amir menjadi saudagar kaya.
Sumber : Bina Bahasa dan Sastra Indonesia kelas IV: Erlangga
Nilai yang terkandung dalam prosa ini adalah bagaimana seseorang berubah sikap yang tadinya pemalas menjadi rajin dan bekerja keras demi mewujudkan impian sang ayah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar